Kamu Termasuk Tipe Mahasiswa yang Mana? Mari Mengulas Film 3 Idiots

Di Semester Ganjil 2019/2020 ini, aku mengawali pertemuan pertama dengan sedikit berbeda. Beberapa hari sebelum masuk kelas, aku meminta para mahasiswa untuk menonton film 3 Idiots dan mengulasnya di kertas folio tentang empat karakter utama yang ada di film tersebut. Semua kelas yang aku ampu baik di kelas Perpajakan Lanjutan maupun Pasar Modal mendapatkan tugas yang sama.

Untuk apa aku memberikan tugas tersebut?

Jawaban sederhananya adalah karena aku ingin para mahasiswaku banyak belajar dari para tokoh di film 3 Idiots tentang bagaimana menjadi ‘mahasiswa seutuhnya’.

Phunsukh Wangdu

Tokoh ini diperankan dengan cukup apik oleh Aamir Khan. Phunsukh terlahir dari keluarga prasejahtera di mana ayahnya bekerja untuk keluarga Shamaldas Chanchad.

Suatu hari, Phunsukh, yang masih duduk di bangku SD, ketahuan oleh gurunya sedang mengerjakan soal tingkat atas. Guru tersebut mengadukan kepada Shamaldas dan mengatakan bahwa Phunsukh memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam bidang akademik. Enggak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Shamaldas memberikan tantangan kepada Punsukh agar dia bisa terus sekolah sampai ke perguruan tinggi, tetapi semua nilai dan ijazah harus diberikan untuk anaknya, Ranchoddas Shamaldas Chanchad. Tantangan diterima oleh Phunsukh dan dia pun menyamar sebagai Ranchoddas.

Phunsukh sangat mencintai ilmu pengetahuan. Dia enggak peduli ijazah dan nilai. Ketika dia sudah menguasai ilmu, maka dunia pun bisa digenggam olehnya.

Lihat bagaimana cara Phunsukh belajar. Bukan dengan cara menghafal, tetapi benar-benar berusaha memahami. Untuk apa kegunaannya dan bagaimana mempraktikannya.

“Itulah akibatnya bila menghafal tanpa memahami. Kamu akan menghabiskan empat tahun untuk belajar dan empat puluh tahun untuk menyesali.”

“Orang yang belajar demi pengetahuan, bukan hanya sekadar ijazah, adalah orang yang luar biasa.”

Tanpa selembar ijazah, ternyata Phunsukh tetap menjadi orang sukses: seorang peneliti yang memiliki lebih dari 400 paten. Ukuran kesuksesan bagi dirinya bukan karena memiliki mobil dan rumah mewah. Lihat bagaimana di akhir film ini karakter Phunsukh digambarkan dengan begitu sederhana: hanya seorang guruyang mengurus sekolah anak-anak di sebuah desa.

Raju Rastogi

Karakter ini diperankan oleh Sharman Joshi. Lahir dari keluarga prasejatera di mana ayahnya sakit-sakitan, ibunya mesti bekerja sendiri demi dapat menyekolahkan dirinya, dan kakak perempuannya tidak bisa menikah karena tidak mampu membayar mahar. Raju punya beban berat agar bisa mengeluarkan keluarganya dari jurang kemiskinan. Beban berat tersebut yang membuat potensinya tidak keluar, karena dibayang-bayangi rasa takut akan kegagalan. Meski banyak memiliki jimat, tetapi tetap saja enggak mampu menyelamatkan nilainya yang hancur lebur di setiap semester. Bahkan, untuk melamar pekerjaan impian pun Raju tidak punya keyakinan yang kuat akan diterima.

Enggak sedikit dari kita yang seperti Raju: takut gagal, takut bersaing, dan takut segala-galanya. Ketakutan-ketakutan tersebut membuat segala potensi diri enggak keluar. Kegagalan adalah hal biasa. Selalu mau berusaha bangkit dari kegagalan itulah yang luar biasa. Tidak mungkin Edison akan menemukan bola lampu pijar tanpa kegagalan ke-999 kali.

Farhan Qureshi

Apakah kalian merasa bahwa kalian kuliah salah jurusan? Enggak sesuai passion sama sekali. Atau, kuliah di jurusan tersebut karena dipaksa oleh orang tua, kakak, atau pacar? Kita bisa banyak belajar dari Farhan Qureshi yang diperankan oleh R. Madhaven. Punya minat yang sangat luar biasa terhadap fotografi, ia malah nyemplung di jurusan mesin karena dipaksa oleh orang tuanya agar menjadi insinyur. Alhasil, Farhan melewati masa-masa kuliahnya dengan tidak sepenuh hati. Sama halnya seperti Raju, nilai Farhan setiap semester hancur lebur.

Aku pernah beberapa kali bertemu dengan mahasiswa yang kisahnya seperti Farhan. Sampai empat tahun kuliah, hanya sedikit ilmu akuntansi yang mengena di dirinya, karena bukan itu bidang yang diinginkannya. Saat mengambil skripsi, dia sangat kewalahan, sehingga sangat lama agar dapat kata persetujuan sidang.

Setiap kita memiliki tujuan mau ke mana arah hidup ini. Kita pun memiliki kecintaan sendiri terhadap suatu bidang. Namun, bisa saja tujuan tersebut berbelok ke arah yang lain karena faktor-faktor di luar kuasa kita. Tinggal apakah kita mau melewatinya dengan baik atau tidak. Aku pun enggak pernah terpikirkan akan kuliah di jurusan akuntansi. Pun, menjadi seorang dosen. Berbelok begitu saja ketika keinginan saat SMA menjadi seorang jurnalis. Aku pun berusaha melewati arah yang telah berbelok tersebut dengan sebaik-baiknya.

Dan, pada akhirnya Farhan mendapatkan apa yang diinginkannya selama ini: restu orang tua agar dirinya menjadi seorang fotografer. Setelah mendapat restu, Farhan tidak lantas keluar dari universitas. Dia tetap melanjutkan pendidikannya sampai selesai.

Jika kamu ada yang seperti Farhan, tetap berusaha untuk menyelesaikan kuliahmu dengan sebaik-baiknya. Karena kita enggak pernah tahu, bisa jadi hal itu yang akan mengantarkan kesuksesan untuk dirimu.

Catur Ramalingam

Tokoh dengan gaya komikal ini diperankan oleh Omi Vaidya. Catur adalah sosok antagonis bagi geng 3 Idots. Dia selalu berambisi bisa mengungguli Phunsukh dalam hal nilai akademis. Catur menjadi anak kesayangan sang rektor, Dr. Viru Sahastrabuddhe.

Suatu ketika, Catur mendapat kepercayaan menjadi perwakilan mahasiswa untuk berpidato di depan menteri pendidikan. Catur tidak begitu banyak menguasai bahasa India, karena dia lahir dan menghabiskan masa kecil di Amerika. Dengan dibantu oleh kepala perpustakaan, Catur membuat pidato dalam bahasa India murni. Enggak mau ribet belajar bahasa India, pidato tersebut pun dihafal mentah-mentah oleh dirinya. Tanpa disadari, beberapa kata dalam teks pidato tersebut sudah diganti oleh Phunsukh dan Farhan dengan kata-kata enggak senonoh. Ruang aula yang menjadi tempat pertemuan menjadi riuh dengan gelak tawa dari para penonton karena kekonyolan Catur mengucapkan kata-kata enggak senonoh tersebut. Bukan tepuk tangan, malah rasa hina yang teramat didapat oleh Catur dari Pak Rektor.

Demikianlah cara belajar Catur, benar-benar menghafal tanpa berusaha memahami. Tujuan yang ingin dicapai adalah murni nilai, bukan mendapatkan pengetahuan itu sendiri.

Mungkin saja beberapa dari kita pun seperti Catur. Enggan mencari tahu untuk apa suatu materi tersebut kita pelajari. Bagaimana implikasinya untuk kehidupan kita. Pada akhirnya, kita terjebak dengan tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Ilmu tersebut berlalu begitu saja, tanpa bisa kita optimalkan untuk kehidupan kita.

***

Dari empat karakter utama di film 3 Idiots ini, kamu termasuk tipe mahasiswa yang mana? Apakah seperti Phunsukh, Raju, Farhan, atau Catur? Yang jelas, temukanlah jalanmu menjadi mahasiswa seutuhnya agar ilmu yang kamu dapatkan benar-benar bermanfaat buat hidupmu di kemudian hari.

Published by

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *