Melatih Empat Keterampilan Berbahasa Melalui Skripsi

Di banyak kampus, skripsi masih menjadi ujung tombak mahasiswa untuk menyelesaikan studi strata satu. Mahasiswa mengambil tema penelitian sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajarinya. Manfaat skripsi bagi mahasiswa adalah mampu berpikir secara logis dalam menguraikan dan menyelesaikan suatu permasalahan. Pun, mereka mampu menuangkan hasil pemikirannya ke dalam bentuk laporan skripsi yang tersusun secara sistematis.

Selain itu, skripsi pun dapat melatih empat keterampilan bahasa mahasiswa, yang terdiri dari menyimak, membaca, menulis, dan berbicara (saya urut berdasarkan proses penyusunan skripsi). Keterampilan menyimak dan membaca untuk menerima informasi – bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis untuk memberikan informasi – bersifat ekspresif (Putri dan Elvina, 2002).

Sumber: Twitter @ivanlanin

Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan kemampuan mendengar serta memahami informasi, isi, atau pesan secara lisan lawan bicara dengan perhatian secara saksama agar menangkap makna dari hal yang didengar tersebut (Putri dan Elvina, 2002).

Pada saat bimbingan, mahasiswa perlu menyimak apa yang disampaikan oleh pembimbing. Tidak jarang mahasiswa tidak menangkap apa yang sudah dijelaskan, bisa jadi karena mudah kehilangan konsentrasi atau adanya distraksi. Hal ini membuat mereka harus mengontak kembali sang dosen untuk menanyakan maksud yang tak dipahaminya. Atau, sering kali mahasiswa mendapatkan revisi yang sama karena gagal menangkap apa yang diinginkan oleh dosen pembimbing tersebut.

Ada beberapa tips untuk melatih keterampilan menyimak ketika bimbingan dengan dosen berlangsung. Pertama, mencatatnya. Kedua, merekam apa yang disampaikan oleh dosen pembimbing.

Ada mahasiswa saya memakai alat perekam di gawainya setiap kali bimbingan tatap muka. Aktivitas merekam ini sebagai upaya agar tidak ada ucapan saya yang terlewat; memahami kembali bagian yang ia tidak pahami untuk segera mencari tahu apa maksud ucapan saya. Dia berdiskusi dengan temannya atau mencari tahu lewat referensi-referensi, seperti buku, jurnal, atau Google.

Membaca

Keterampilan membaca merupakan kemampuan memahami lambang-lambang bahasa berupa tulisan, sehingga pembaca mendapatkan informasi, pesan, atau makna tulisan, baik secara tersurat maupun tersirat (Putri dan Elvina, 2002).

Kelemahan mahasiswa yang aku temui adalah kurangnya membaca. Sering aku dapati mahasiswa jarang memiliki buku kuliah. Mereka hanya mengandalkan power point dari dosen untuk belajar. Apalagi, mereka membaca berita-berita terkini terkait isu ekonomi (berhubung saya adalah dosen ekonomi). Mereka bertemu dengan jurnal penelitian pun pada saat kuliah Metodologi Penelitian atau mulai menyusun skripsi. Dus, banyak mahasiswa yang kelimpungan untuk mendapatkan fenomena atau masalah yang bisa diangkat dalam penelitian.

Mahasiswa perlu banyak membaca referensi, berupa jurnal, prosiding, buku, peraturan (jika memang berkaitan), dan lain sebagainya. Referensi-referensi tersebut dipahami dan dirangkum untuk kemudian menjadi acuan dalam penulisan skripsi sebagai landasan kerangka penelitian.

Keterampilan membaca mahasiswa juga mesti diterapkan untuk draft skripsi mereka sendiri. Apa yang sudah ditulis oleh mahasiswa tidak serta merta langsung diberikan kepada dosen pembimbing. Mahasiswa mesti membaca ulang untuk memastikan tidak ada salah ketik; struktur kalimat benar dan sistematis; tidak ada mislogika antarparagraf atau bab.

Menulis

Keterampilan menulis berarti kemampuan menyampaian ide, gagasan, informasi, atau perasaan ke dalam tulisan yang dapat dipahami serta bermanfaat bagi pembaca (Putri dan Elvina, 2002).

Sering saya temui ketika mahasiswa memperoleh tugas makalah, dari BAB 1 sampai simpulan, semua isinya adalah salin tempel dari tulisan-tulisan orang lain. Tidak ada gagasan atau ide dirinya yang dituangkan dalam makalah tersebut.

Skripsi merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan gagasan dari suatu permasalahan yang diangkatnya. Setelah melakukan penelitian, mahasiswa menuangkannya ke dalam tulisan. Implikasi dari penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya; secara khusus tempat penelitian tersebut

Menulis skripsi bukan sekadar salin tempel dari referensi-referensi yang telah dibaca. Referensi yang menjadi acuan untuk menguatkan gagasan dan hasil penelitian, sehingga skripsi yang dihasilkan bernas.

Keterampilan menulis pun berarti melatih diri dalam mengikuti kaidah tata bahasa, sehingga tulisan tidak salah makna atau muncul ambiguitas. Tata bahasa yang buruk membuat dosen pembimbing mengernyitkan dahi – baru membaca sedikit lalu minta mahasiswa untuk memperbaiki kembali. Hal yang perlu mahasiswa perhatikan dalam kaidah tata bahasa terdiri dari prasa, kata, klausa, kalimat, paragraf, wacana, ejaan, dan tanda baca. Sambil berjalan, mahasiswa bisa terus berlatih kaidah tata bahasa agar bisa menghasilkan tulisan yang baik.

Berbicara

Keterampilan berbicara berarti kemampuan mengungkapkan sesuatu secara lisan (Putri dan Elvina, 2002).

Setelah skripsi mahasiswa dinyatakan layak, maka ia berhak untuk mengikuti ujian sidang. Mahasiswa harus mempertanggungjawabkan skripsi tersebut dengan mempresentasikannya di depan para dosen penguji. Jika pada saat kuliah mahasiswa ada tugas presentasi, umumnya mereka hanya membaca tulisan di salindia (slide) PPT. Pada saat ujian skripsi, mahasiswa benar-benar harus bisa menjelaskan apa yang ada di dalam salindia. Kemampuan berbicara mahasiswa pun terlatih saat harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dosen penguji.

Bagi mahasiswa yang belum terbiasa berbicara di depan umum, ujian sidang ini menjadi tempat untuk mahasiswa menempa diri berbicara: bagaimana ia menghilangkan rasa gugup; mengatur suara agar tidak cepat lelah; menyusun kata agar presentasi menjadi efektif dan tidak melebihi waktu yang ditetapkan; menyampaikan dan mempertahankan gagasan.

***

Dengan melatih empat keterampilan berbahasa dasar – menyimak, membaca, menulis, dan berbicara – melalui skripsi, mahasiswa sebenarnya sedang mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Apakah mahasiswa tersebut sebagai pekerja atau berwirausaha. Pun, mereka bisa menjadi seorang penulis atau pembicara andal. Lanin (2020) mengatakan bahwa keterampilan berbahasa bermanfaat dalam dunia pekerjaan, seperti untuk membuat surat, menyusun laporan, menyajikan presentasi, dan melaksanakan rapat.

Referensi:

Lanin, I. (2012). Keterampilan Berbahasa. Tersedia di https://ivanlanin.wordpress.com/2012/09/10/keterampilan-berbahasa/ [diakses pada 1 Juli 2020].

________. (2020). Keterampilan Bahasa Praktis di Dunia Kerja. Tersedia di https://ivanlanin.wordpress.com/2020/01/07/keterampilan-bahasa-praktis-di-dunia-kerja/ [diakses pada 5 Juli 2020].

Putri, D. dan Elvina. (2019). Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar melalui Metode Game’s. Pasuruan: CV Penerbit Qiara Media.

Published by

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *