Karena Joki Ujian Memang Ada di Sekitar Kita! Mari Kita Mengulas Bad Genius The Series

Setelah sukses dengan versi film, GDH (Gross Domestic Happines) memproduksi Bad Genius dalam bentuk serial. Ada dua belas episode dengan durasi masing-masing kurang dari satu jam. Tidak ada satu pun wajah lama yang ikut bermain di serial ini. Bad Genius The Series menampilkan nama-nama baru yang memerankan karakter Lynn (diperankan oleh June Plearnpichaya), Bank (Jaonaay Jinjett Wattanasin), Pat (Ice Paris Intarakomalysut), Grace (Sawanya Paisarnpayak). Premis ceritanya masih tetaplah sama: dua orang jenius (Lynn dan Pat) dan dua pasangan sekolah (Pat dan Grace) yang terlibat dalam pusara joki ujian.

Siapa menyana, dalam versi serial ini ada beberapa hal yang berbeda dari film:

  1. Teknik membocorkan ujian. Jika versi film Lynn menggunakan teknik gerakan-gerakan dasar dalam permainan piano (di mana bagi beberapa orang ini terlihat sulit untuk dipahami), versi serial teknik ini ditinggalkan – meski Lynn telah menawarkan teknik ini terlebih dahulu.
  2. Ada penambahan dan pendalaman motif mengapa Lynn dan kawan-kawan melakukan jasa jual beli jawaban ujian.
  3. Modus operandi semakin bervariasi yang menambah intensi ketegangan dalam setiap episodenya.
  4. Dalam versi film, tawaran Bank untuk membuka jasa kecurangan ujian GATT-PATT hanya sepintas lalu saja. Di versi serialnya, kecurangan ini diberikan pengembangan cerita. Kita bisa menyaksikan bagaimana Bank memimpin teman-temannya untuk mencuri soal ujian. Dan ini menjadi bagian akhir yang menentukan nasib Lynn, Bank, Pat, dan Grace.
  5. Tidak hanya bercerita tentang fenomena sistem pendidikan, juga menyentil tentang kesenjangan sosial, seperti fasilitas kesehatan dan kemiskinan.

Dari poin-poin itulah yang menjadi daya tarik tersendiri mengapa kita tetap perlu menyaksikan serial yang diangkat dari kisah nyata ini.

Ada beberapa poin menarik dari cerita Bad Genius, baik versi film maupun serial, motif Lynn dan Bank menjadi joki ujian:

  1. Sistem pendidikan yang korup. Dari Pat, Lynn baru mengetahui dirinya bisa sekolah di tempatnya saat ini ternyata bukanlah “murni beasiswa”. Ada “uang pelicin” dari sang ayah – meski sang kepala sekolah menyangkal bahwa itu adalah biaya gedung. Pat menjelaskan bahwa enggak ada salahnya curang dalam ujian dan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut, karena sistem sekolah pun melakukan hal yang rusak juga.
  2. Faktor ekonomi. Bank membutuhkan biaya besar untuk pengobatan ibunya. Dari seorang yang sangat idealis, Bank berubah arah mengikuti jejak Lynn.
  3. Serakah. Ketika Bank tertangkap basah melakukan kecurangan “membuka kamus” pada saat ujian STIC, hukuman dikeluarkan dari sekolah harus diterimanya. Tidak membuat Bank sadar, hal ini menjadikan dirinya semakin serakah. Dia yang mengusulkan untuk mencuri soal ujian GATT-PATT.

Memang benar adanya bahwa lingkungan rusak bisa menjadikan seseorang yang penuh idealisme dan integritas berubah menjadi sebaliknya.

Ada poin menarik lainnya dari Bad Genius, ketidakadilan. Ketika Lynn menjadi whistle blower dalam kasus pencurian soal ujian GATT-PATT. Hanya Bank yang dipenjara, sedangkan Pat dan Grace bisa bebas karena kekuatan uang yang dimiliki ayah Pat. Kecewa? Ya! Karena lagi-lagi uang bisa jadi alat memperdaya hukum. Meski di bagian akhir, Lynn mengajak teman-temannya untuk memperbaiki sistem bobrok yang ada, tetap saja kekecewaanku atas ketidakadilan tersebut tidak menjadi susut.

Tentang Fenomena Joki Ujian

Di Thailand, pada tahun 2016, terjadi kecurangan ujian dalam tes seleksi masuk ke Rangsit University. Modus yang dipakai oleh pelaku menggunakan teknologi dari sebuah kaca mata dan jam tangan. Kalian bisa membaca artikelnya di sini. Brilio mengupas kecurangan ujian yang terjadi di beberapa negara, bagaimana motif dan modus yang dilakukan. Kalian bisa membaca artikelnya di tautan ini.

Di Indonesia sendiri, kasus joki ujian tidaklah sedikit. Ketika kalian mencari kata kunci “joki ujian” di mesin pencari, kalian akan temukan kasus-kasus jasa jual-beli jawaban ujian. Setiap tahun selalu saja ada beritanya.

Media Hai pernah mengulasnya dengan judul Jadi Joki Skripsi sampai Joki Ujian, Ini Cerita Teman-teman Kita yang Meraup Uang dari Kemalasan Orang. Dari artikel tersebut kalian bisa tahu apa motif para joki melakukan pekerjaan tersebut – ya hampir serupa dengan apa yang dikisahkan di Bad Genius. Kalian bisa membaca artikelnya di tautan berikut ini.

Joki ujian menjadi momok tersendiri dalam sistem pendidikan. Mereka tidak terlihat (invisible). Para joki ujian bisa berasal dari pihak ketiga, oknum murid, atau pun oknum pengajar itu sendiri. Di Bad Genius The Series, kita bisa melihat bahwa lembaga bimbingan belajar pun bisa menjadi agen penyalur joki ujian. Lynn dan kawan-kawan bisa mendapatkan banyak klien yang ingin lolos STIC dan GAT-PAT berasal dari oknum lembaga bimbingan belajar.

Para joki ujian hadir untuk memberikan jasa jawaban soal kepada:

  1. Mereka yang menginginkan lulus dengan cara instan.
  2. Mereka yang sudah belajar dengan sungguh-sungguh tetapi masih tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri.
  3. Mereka yang sudah terpatri dalam pikiran bahwa jika tidak lulus merupakan aib;
  4. Mereka yang gengsi jika tidak bisa masuk sekolah atau kampus ternama. Seperti kasus Pat di mana orang tuanya bersikeras agar anaknya bisa masuk sekolah bisnis di Boston.

Selama alasan-alasan itu masih ada, maka joki ujian pun masih terus ada. Dan dengan kondisi pandemi di mana siswa dan mahasiswa belajar serta ujian di rumah, mungkinkan bisnis joki ujian ini semakin tumbuh subur? Hmm.

Saya sangat percaya bahwa joki ujian bisa membantu menyelesaikan soal-soal ujian pendidikan, tetapi apakah mereka bisa membantu menyelesaikan ujian kehidupan? Saya rasa tidak.

Published by

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *