Dan, Hadiah Terbaik Itu Adalah …

Ini adalah hari kesekian PPKM Darurat. Entahlah saya sudah tidak menghitung sudah berapa hari saya di rumah saja karena kondisi pandemi yang takkunjung usai. Dan, di tengah saya berkerja dari rumah, sekonyong-konyong saya dapat kiriman paket.


Lho, rasanya saya enggak belanja online, deh?


Paket tersebut sangat besar. Ada gambar mendiang Suzanna yang cukup menakutkan dengan tulisan di bawah gambar: Hati-hati barang mudah pecah! (Ah, sayang saya enggak sempat memfoto gambar tersebut). Karena rasa penasaran, saya pun membuka paket tersebut. Dan, paket itu dari mahasiswa bimbingan saya di Sekolah Vokasi IPB. Mereka angkatan 55 yang beberapa pekan lalu baru saja lulus sidang Tugas Akhir.

Hadiahnya bagus banget

Ini bukan kali pertama saya dapat bingkisan kenang-kenangan dari para mahasiswa bimbingan. Ada yang memberikan tas selempang, baju koko, batik, bahkan selimut. Setiap angkatan selalu saja ada yang memberi. Aku sampaikan kepada mereka bahwa tidak perlu memberi segala.


Karena membimbing mahasiswa adalah kewajiban saya sebagai dosen.

Karena mereka bisa lulus sidang skripsi adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa buat saya.


Dan, tahukah kalian apa lagi hadiah terbaik bagi seorang dosen dari para mahasiswanya?


Ada satu orang mahasiswa bimbingan saya dari Sekolah Vokasi IPB. Satu-satunya cowok yang saya bimbing dalam satu angkatan kelasnya. Namanya adalah Nanda. Beberapa bulan setelah ia wisuda, Nanda mengirimkan pesan di Whatsapp.“Pak terima kasih atas ilmunya. Terima kasih sudah membimbing saya selama ini. Saya mau mengabarkan kepada Bapak, Alhamdulillah saya lulus sebagai ASN di Kementrian Keuangan.” Kurang lebih seperti itu pesan teks yang dikirim olehnya. Saya yang menerima hal itu senang luar biasa. Pertama, dia ingat membagi kebahagiaannya dengan saya. Kedua, mahasiswa saya tersebut telah mencapai apa yang dicita-citakan. Kebahagiaan itu melebihi kebahagiaan saya memperoleh hadiah berupa benda.

Dan, ada lagi kebahagiaan yang saya dapatkan, khususnya dari mahasiswa bimbingan. Ketika mereka mengabarkan berita kepada saya bahwa mereka akan sidang skripsi. Mereka meminta doa restu kepada saya. Pun, pascasidang, mereka mengabarkan telah lulus. Ah, ternyata bahagia itu sederhana!

Published by

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *