Mengapa Aku Meminta Mahasiswa Menganalisis Artikel Berita Setiap Pekan?

Sejak semester lalu (Ganjil 2018/2019), setiap kelas yang aku ajar, ada persamaan dalam pemberian tugas mingguan: aku minta setiap mahasiswa untuk menganalisis artikel berita ekonomi. Hanya dua artikel setiap pekannya. Enggak harus artikel yang membahas mata kuliah yang kuampu. Intinya tentang ekonomi. Analisis yang kuminta adalah setiap mahasiswa memberikan pandangannya terhadap isu yang menjadi pokok pembahasan dalam artikel tersebut. Enggak perlu mereka langganan koran. Cukup memanfaatkan gawai mereka untuk membuka portal media.

Aku memberikan tugas ini karena terinspirasi ketika diskusi dengan salah seorang mahasiswa. Ia bingung bagaimana mengambil judul skripsi. Aku sarankan dia membaca skripsi atau jurnal-jurnal terdahulu, ditambah dengan memperbarui isu-isu berkaitan dengan akuntansi. Ia berceletuk bahwa dia jarang membaca, apalagi dengan penuh kesengajaan mencari tahu isu-isu terbaru tentang ekonomi ataupun akuntansi.

Miris.

Kita enggak perlu jauh-jauh melihat fakta bahwa minat masyarakat Indonesia untuk membaca sangat rendah. Bahkan, Indonesia berada di urutan ke-60 dunia terkait minat baca (Kompas.com, 2016). Di lingkungan pendidikan saja (baca: kampus) masih ditemui kurangnya minat mahasiswa dalam hal membaca baik dari buku, jurnal, maupun artikel-artikel berita.

Dari hal itulah, aku memberikan tugas mingguan kepada mahasiswa untuk menganalisis artikel berita dengan tujuan untuk menumbuhkan minat membaca mereka. Selain itu, sedikit demi sedikit mengasah kemampuan menganalisis suatu permasalahan dalam bentuk tulisan.

Jangan sampai ketika mereka adalah calon-calon ekonom dan juga akuntan tapi enggak paham terkait perkembangan dunia ekonomi, apa penyebabnya, bagaimana solusinya. Jangan sampai di sosial media atau ranah diskusi mereka dengan mudah menyalahkan satu dua pihak saja karena keterbatasan literasi yang dimilikinya.

Oh, ya, selain menganalisis artikel berita, aku pun meminta mereka untuk menganalisis artikel ilmiah. Tujuannya, mereka punya banyak referensi ketika akan skripsi nantinya.

Mengubah minat membaca mahasiswa, aku mulai dari lingkup terkecil, yaitu kelas yang kuajar. Sesuai dengan kutipan Margaret Fuller, seorang aktivis perempuan di Amerika, mengatakan bahwa:

Published by

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *