Setelah sukses dengan versi film, GDH (Gross Domestic Happines) memproduksi Bad Genius dalam bentuk serial. Ada dua belas episode dengan durasi masing-masing kurang dari satu jam. Tidak ada satu pun wajah lama yang ikut bermain di serial ini. Bad Genius The Series menampilkan nama-nama baru yang memerankan karakter Lynn (diperankan oleh June Plearnpichaya), Bank (Jaonaay Jinjett Wattanasin), Pat (Ice Paris Intarakomalysut), Grace (Sawanya Paisarnpayak). Premis ceritanya masih tetaplah sama: dua orang jenius (Lynn dan Pat) dan dua pasangan sekolah (Pat dan Grace) yang terlibat dalam pusara joki ujian. Continue reading “Karena Joki Ujian Memang Ada di Sekitar Kita! Mari Kita Mengulas Bad Genius The Series”
“Mengajar Tanpa Persiapan, Pulang Tanpa Kehormatan”
Saya tertohok mendengar ucapan Ustaz Wijayanto di acara Aksi Asia Indosiar beberapa hari yang lalu. Beliau mengatakan seperti ini,
“Mengajar tanpa persiapan, pulang tanpa kehormatan.”
Continue reading ““Mengajar Tanpa Persiapan, Pulang Tanpa Kehormatan””
[Kelas Pajak] Kapan Saat Terutang PPN?

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak masa. Artinya, pajak tersebut dipungut, disetor, dan dilaporkan setiap bulannya. PPN yang kurang setor harus dibayarkan paling lambat pada akhir bulan berikutnya. Pun, dengan pelaporan SPT PPN. Misal, masa September 2020, pembayaran dan pelaporan dilakukan paling lambat akhir Oktober 2020. Continue reading “[Kelas Pajak] Kapan Saat Terutang PPN?”
Melatih Empat Keterampilan Berbahasa Melalui Skripsi
Di banyak kampus, skripsi masih menjadi ujung tombak mahasiswa untuk menyelesaikan studi strata satu. Mahasiswa mengambil tema penelitian sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajarinya. Manfaat skripsi bagi mahasiswa adalah mampu berpikir secara logis dalam menguraikan dan menyelesaikan suatu permasalahan. Pun, mereka mampu menuangkan hasil pemikirannya ke dalam bentuk laporan skripsi yang tersusun secara sistematis. Continue reading “Melatih Empat Keterampilan Berbahasa Melalui Skripsi”
Tangan di Atas Lebih Baik dari IPK di Bawah
Sebagai dosen yang memiliki kewajiban mengampu mata kuliah dan memberikan nilai kepada mahasiswa, aku punya prinsip untuk menghargai proses mahasiswa dalam proses perkuliahan untuk memberikan nilai akhir. Itu adalah kunci utama. Aku berusaha tidak pelit, apalagi rigid. Mungkin beberapa mahasiswa tidak mendapatkan nilai bagus di mata kuliah lain, di mata kuliahku mereka mesti mendapatkan nilai yang baik – agar IPK mereka dapat terangkat. Ketika ada kredo tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, aku memiliki kredo sendiri: tangan di atas lebih baik dari IPK di bawah. Continue reading “Tangan di Atas Lebih Baik dari IPK di Bawah”